Friday, 2 October 2015

makalah EPISTEMOLOGI PENDIDIKAN

M A K A L A H
EPISTEMOLOGI PENDIDIKAN



I.         PENDAHULUAN
Ilmu merupakan pengetahuan yang mempunyai karakteristik tersendiri. Pengetahuan mempunyai berbagai cabang pengetahuan dan ilmu merupakan salah satu cabang pengetahuan tersebut. Karakteristik keilmuan itulah yang mencirikan hakikat keilmuan dan sekaligus yang membedakan ilmu dari berbagai cabang pengetahuan lainnya.
Epistemologi membahas persoalan tentang pengetahuan. Dalam epistemologi yang paling mendasar untuk dibicarakan adalah apa yang menjadi sumber pengetahuan, bagaimana struktur pengetahuan. Hal ini akan berkaitan dengan macam atau jenis pengetahuan dan bagaimana kita dapat memperoleh pengetahuan tersebut.

II.      PEMBAHASAN
A.    Pengertian Epistemologi
Secara bahasa (etiologi) epistemologi ini berasal dari bahasa Yunani, yaitu “episteme” dan “logos. Episteme berarti pengetahuan sedangkan logos berarti teori, uraian atau alasan. Jadi epistemologi dapat diartikan sebagai teori tentang pengetahuan (teori of knowledge). Sedangkan dalam segi  istilah epistemologi merupakan suatu cabang filsafat yang mengkaji secara mendalam dan radikal tentang asal mula pengetahuan, struktur, metode dan validitas pengetahuan.[1]

B.     Epistemologi dan Pendidikan
Epistemologi seperti halnya metafisika berada pada dasar pemikiran dan aktivitas manusia. Sistem-sistem pendidikan bersinggungan dengan pengetahuan dan karena itu epistemologi merupakan determinan utama paham-paham dan praktil-praktik kependidikan. Epistemologi memberi pengaruh langsung berkenaan dengan komunikasi pengetahuan dari satu orang ke orang lain juga akan berpengaruh terhadap metodologi pengajaran dan fungsi guru dalam konteks edukatif.[2]

C.    Sumber-sumber Pengetahuan
1.      Panca Indra
Empirisme adalah paham yang menganggap pengetahuan dicapai melalui indra: bahwa orang-orang membangun gambaran tentang dunia di sekeliling mereka dengan melihat, mendengar, membau, meraba dan mengecap. Pengetahuan empiris lekat menyatu dalam hakikat pengalaman manusia itu sendiri. Seseorang mungkin akan keluar rumah di musin semi dan melihat-lihat keindahan pemandangan, mendengrakan kicauan burung dan merasakan hangatnya matahari. Dia mengetahui bahwa musimnya adalah musim semi karena pesan-pesan yang diterimanya melalui panca indra. Pengetahuan ini tersusun dari gagasan-gagasan yang terbentuk sejalan dengan data yang teramati. Pengetahuan indrawi bagi manusia adalah dekat dan universal dannnn dalam banyak hal ini merupakan dasar bagi banyak pengetahuan kita.
2.      Otoritas
Pengetahuan otoritas diakui sebagai kebenaran karena ini berasal dari para ahli. Di dalam ruang kelas umumnya sebagian banyak sumber informasi adalah otoritas, semisal text book (buku pelajaran), guru atau buku rujukan.
Otoritas sebagai sebuah sumber pengetahuan mempunyai nilai positif dan negatif. Peradaban tentu akan berada dalam kemandekan keterputusan) seandaikany tiap-tiap individu tidak mau menerima pendapat apa pun jika ia tidak membuktikannya lewat pengalaman langsung, yaitu pengalaman langsung. Penerimaan pengetahuan otoritatif umumnya menghemat waktu dan meningkatkan kemajuan sosial dan keilmuan. Di sisi lain bentuk pengetahuan ini hanyalah senilai dengan sahnya asumsi-asumsi yang mendasarinya. Jika pengetahuannya otoritatif didasarkan pada pondasi asumsi-asumsi yang keliru maka pengetahuannya tersebut nicaya menjadi meleset.[3]
3.      Akal Pikir
Pandangan bahwa penalaran, pemikiran dan logika merupakan faktor sentral dalam pengetahuan disebut dengan rasionalisme. Menurut kaum rasionalisme berpendapat bahwa akal merupakan faktor fundamental dalam pengetahuan. Akal manusia memiliki kemampuan untuk mengetahui kebenaran alam semesta yang tidak mungkin diketahui melalui observasi.
4.      Intuisi
Penangkapan langsung pengetahuan yang bukan hasil dari penalaran kesadaran atau hasil dari serapan indrawi yang begitu cepat disebut dengan intuisi. Intuisi berlangsung diantara ambang kesadaran. Ia seringkali dialami sebagai suatu kelas pemahaman yang tiba-tiba. Kelemahan atau bahaya intuisi adalah bahwa ia tidak mewujud sebagai metode yang aman untuk memperoleh pengetahuan ketika digunakan sendirian. Adapun kelebihannya untuk bisa melewati keterbatasan-keterbatasan pengalaman manusia.
5.      Wahyu
Wahyu adalah komunikasi dengan Tuhan yang berisi tentang kemauan Tuhan. Orang-orang yang percaya akan wahyu berpendapat bahwa bentuk pengetahuan ini mempunyai kelebihan yang berbeda karena berasal dari sumber informasi yang maha tahu yang tak dapat dicapai lewat cara-cara epistemologis lain. Kebenaran yang diperoleh melalui sumber wahyu ini dipercaya absolut dan tak tercampuri (murni).

D.    Teori Ilmu Pengetahuan
Teori pengetahuan adalah ways of knowing (cara-cara mengetahui) dengan perkataan lain bagaimana sesungguhnya proses manusia mengetahui sesuatu.
Menurut Brucher ada beberapa teori pengetahuan sebagai berikut:
1.      Teori Pengetahuan Menurut Correspondence
Pada teori ini proses mengetahui adalah proses partisipasi langsung oleh peserta didik terhadap realita objek secara wajar melalui studi.
2.      Teori Pengetahuan menurut Consistency
Menurut teori ini pengetahuan didapat oleh seseorang dari luar melalui panca indera, tetapi kesan-kesan yang ditangkap oleh panca indera bukanlah realitas yang ditangkap langsung secara objektif, sebab seseorang tidak akan mampu menangkap realitas objektif secara hakiki.
3.      Teori Pengetahuan Menurut Intuisi
Cara untuk mendapatkan ilmu pengetahuan melalui pengalaman intuisi atau pengalaman mistik. Dalam hal ini pengetahuan memancar secara tiba-tiba bersifat ilmiah (inspiratif).
4.      Teori Pengetahuan Menurut Pragmatisme
Menurut teori ini pengetahuan diperoleh oleh seseorang dengan belajar melalui interaksi subjek dengan lingkungannya secara langsung. Dengan kata lain teori pengetahuan menurut pragmatisme adalah kemampuan seseorang didalam memecahkan problema-problema kehidupan secara aktif dengan segala kemampuan, pertimbangan, sikap kritis, analisis dan tindakan-tindakan secara nyata.
5.      Teori Pengetahuan Menurut Authorithy
Pengetahuan yang didapat oleh seseorang melalui pendapat orang lain yang didasarkan kepada penelitian dan pembuktian secara ilmiah.
E.     Pendekatan dan metode Perolehan Ilmu Pengetahuan
Adapun pendekatan untuk memperoleh ilmu pengetahuan antara lain :
1.      Skpetisme
Bagi aliran ini tidak ada suatu cara yang sah untuk memperoleh ilmu pengetahuan, mengingat kemampuan panca indra dan akal manusia terbatas.
2.      Aliran keraguan (Academy Doubt)
Suatu aliran yang dalam perolehan ilmu pengetahuan berpangkal dari keraguan sebagai jembatan perantara menuju kepada kepastian.
3.      Empirisme
Cara pencarian ilmu pengetahuan melalui panca indra, karena indra tersebut yang menjadi instrumen untuk menghubungkan ke alam.
4.      Rasionalisme
Suatu cara untuk memperoleh ilmu pengetahuan dengan mengandalkan akal pikiran, karena akal dapat membedakan antara yang baik dan yang buruk.
5.      Aliran yang menggabungkan pendekatan empiris dan rasionalisme
Menurut aliran ini cara untuk memperoleh ilmu pengetahuan itu melalui pengertian dan pengindraan, karena pengertian tidak dapat melihat dan indra tidak dapat berpikir, sehingga rasio dan indra perlu disatukan.
6.      Intuisi
Suatu pendekatan dalam memperoleh ilmu pengetahuan dengan menggunakan daya jiwa.
7.      Wahyu
Pendekatan ini bersifat metafisik dan bercirikan transendental. Pendekatan ini harus didasari oleh kepercayaan (iman).
Sedangkan metode yang dapat digunakan untuk memperoleh ilmu pengetahuan menurut Socrates dapat dilakukan melalui dialektik yang ditandai dengan karakteristik sebagai berikut:
1.      Dialektika artinya metode yang digunakan oleh 2 orang atau lebih yang pro dan kontra atau memiliki perbedaan pendapat.
2.      Konferensi provisional adalah kebenaran yang dicari hanya sifat sementara dan tidak mutlak dan merupakan alternatif yang terbuka untuk segala kemungkinan.
3.      Empirisme induktif artinya segala yang dibicarakan dan cara penyelesaian bersumber pada hal-hal yang bersifat empiris
4.      Konsepsional artinya metode yang ditujukan untuk tercapainya pengetahuan, pengertian dan konsep-konsep yang lebih definitif daripada sebelumnya.

III.   KESIMPULAN
Ilmu pengetahuan sangat dibutuhkan dalam kehidupan manusia ini dan untuk memperolehnya perlu dilakukan usaha dan kerja keras. Dengan ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh manusia ia akan dapat mengenal adanya Tuhan (ma’rifatullah).

IV.   DAFTAR PUSTAKA

Khobir, Abdul. 2008. Filsafat Pendidikan Islam Landasan Teoritis dan Praktis. Yogyakarta: Gama Media Offset.

R. Knight, George. 2007. Filsafat Pendidikan. Yogyakarta: Gama Media.




[1] Abdul Khobir, Filsafat Pendidikan Islam Landasan Teoritis dan Praktis, (Yogyakarta: Gama Media Offset, 2007), h. 25-26 Mohammad Noor Syam, Filsafat Pendidikan dan Dasar Filsafat Pendidikan Pancasila. (Surabaya: Usaha Nasional, 1988), h. 32
[2] George R. Khight, Filsafat Pendidikan, (Yogyakarta: Gama Media, 2007), h. 44-45
[3] Ibid., h. 36-38