Tuesday, 6 October 2015

PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP BAHASAN FILSAFAT PENDIDIKAN


PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP BAHASAN FILSAFAT PENDIDIKAN


I.          PENDAHULUAN

Filsafat diakui sebagai induk ilmu pengetahuan yang mampu menjawab segala pertanyaan dan permasalahan. Mulai dari masalah – masalah dengan segala problematika dan kehidupannya. Namun karena banyak permasalahan yang tidak dapat dijawab lagi oleh filsafat, maka lahirlah cabang ilmu pengetahuan lain yang membantu menjawab segala macam permasalahan yang timbul.
Disipllin ilmu pengetahuan yang lahir itu ternyata memiliki objek dan sasaran yang berbeda – beda, yang terpisah satu sama lain. Suatu disiplin ilmu pengetahuan mengurus dan mengembangkan hubungan dengan bidang lainnya. Akibatnya, terjadilah pemisahan antara berbagai macam ilmu.

II.       PERMASALAHAN
Dalam rangka mengembangkan penalaran ilmiah harus dikembangkan dan mempergunakan konsep tersebut untuk membedakan ilmu terhadap cabang – cabang pengetahuan lain.
Dalam berfilsafat ada banyak cabang filsafat pada zaman sekarang ini. Untuk itu, dalam hal ini ada permasalahan mengenai apa itu filsafat pendidikan, dan apa ruang lingkup bahasan filsafat pendidikan?

III.    PEMBAHASAN MASALAH
a.      Pengertian Filsafat Pendidikan
1.     Pengertian filsafat
Filsafat berasal dari bahasa Yunani: philosophia. Dari kata philosophia ini kemudian banyak diperoleh pengertian – pengertian filsafat, baik dari segi pengertiannya secara harfiah atau etimologi maupun dari segi kandungannya.
Menurut Prof. Dr. Harun Nasution, filsafat berasal dari kata Yunani yang tersusun dari dua kata philein dalam arti cinta dan sophos dalam arti hikmat. Orang arab memindahkan kata philosophia dari bahasa Yunani ke dalam bahasa mereka dengan menyesuaikan, tabiat susunan kata – kata Arab, yaitu falasafah dengan pola fa’lala, fa’lalah, dan fi’lal. Dengan demikian kata benda dari kata kerja falsafa seharusnya menjadi falsafah atau filsaf.
Dari pengertian secara etimologi itu, ia memberikan definisi sebagai berikut:
-          Pengetahuan tentang hikmah
-          Pengetahuan tentang prinsip atau dasar  - dasar
-          Mencari kebenaran
-          Membahas dasar – dasar dari apa yang dibahas.[1]
2.     Pendidikan dan filsafat pendidikan
a)      Pendidikan
Menurut Herman H. Horne sebagaimana dikutip pendapatnya oleh Muzayyin Arifin mengatakan bahwa pendidikan adalah suatu proses penyesuaian drii manusia secara timbal balik dengan alam sekitar, dengan manusia dan dengan tabiat tertinggi dari kosmos.
Menurut Ki Hajar Dewantara, pendidikan adalah daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti, pikiran dan tubuh anak. Bagian – bagian itu tidak boleh terpisahkan agar kita dapat memajukan kesempurnaan hidup, kehidupan dan penghidupan anak yang kita didik sesuai dengan dunianya dan dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi – tingginya.[2]
b)      Filsafat pendidikan
Berbagai pengertian filsafat pendidikan telah dikemukakan para ahli. Menurut Al-Syaibany, filsafat pendidikan adalah aktivitas pikiran yang teratur yang menjadikan filsafat sebagai jalan untuk mengatur, menyelaraskan, dan memadukan proses pendidikan. Artinya, filsafat pendidikan dapat menjelaskan nilai – nilai dan maklumat – maklumat yang diupayakan untuk mencapainya.
Filsafat pendidikan juga bisa didefinisikan sebagai kaidah filosofis dalam bidang pendidikan yang menggambarkan aspek – aspek pelaksanaan falsafah umum dan menitikberatkan pada pelaksanaan prinsip – prinsip dan kepercayaan yang menjadi dasar dari filsafat umum dalam upaya memecahkan persoalan – persoalan pendidikan secara praktis.[3]
b.      Ruang Lingkup Bahasan Filsafat Pendidikan
1.  Sudut pandang filsafat
Pandangan kita terhadap filsafat harus positif dan konstruktif. Filsafat memang mempunyai hubungan dengan kehidupan manusia dan karena dari kehidupan itulah kita menggali filsafat. Jadi filsafat mempunyai dasar atau gejala dari persoalan.
a)      Objek materi filsafat terdiri dari 3 persoalan pokok
1)      Masalah Tuhan, yang sama sekali di luar atau di atas jangkauan ilmu pengetahuan biasa
2)      Masalah alam yang belum atau tidak dapat dijawab oleh ilmu pengetahuan biasa
3)      Masalah manusia yang juga belum atau tidak dapat dijawab oleh ilmu pengetahuan biasa.
b)      Objek formal filsafat: mencari keterangan sedalam – dalamnya, sampai ke akar persoalannya, sampai kepada sebab – sebab dan menganggapnya yang terakhir tentang objek materi filsafat, sepanjang kemungkinan yang ada pada akal budi manusia.
2.  Sikap manusia terhadap filsafat
Untuk memudahkan dalam peninjauan tentang filsafat pendidikan nantinya, terlebih dahulu akan diketahui bagaimana pandangan, pendirian dan atau sikap orang – orang terhadap filsafat sesuai dengan macam – mcam dan perbedaan pengertian mereka terhadap arti kata filsafat.
Macam – macam dan perbedaan pandangan tersebut digolongkan kepada:
a)      Pandangan yang berpendapat bahwa apabila mendengar kata filsafat maka terbayanglah dihadapan sesuatu yang ruwet dan sulit
b)      Pandangan yang bersifat skeptis yakni orang – orang yang berpendapat bahwa berfilsafat adalah suatu perbuatan yang tidak ada gunanya
c)      Pandangan yang bersifat negatif, karena mengartikan filsafat secara negatif.
d)     Golongan yang memandang dari sudut yang positif.
3.  Masalah pokok filsafat dan pendidikan
Ada tiga masalah pokok, yaitu:
a)      Realita
Mengenai kenyataan, yang selanjutnya menjurus kepada masalah kebenaran.
b)      Pengetahuan
Berusaha menjawab pertanyaan – pertanyaan seperti apa hak pengetahuan, cara manusia memperoleh dan menangkap pengetahuan itu, dan jenis – jenis pengetahuan.
c)      Nilai
Yang dipelajari oleh cabang filsafat yang disebut aksiologi.[4]

IV.    ANALISIS
Dari pembahasan di atas, dapat diambil analisis yaitu bahwa sebuah filsafat pendidikan sangat dibutuhkan dalam dunia pendidikan agar para siswa dapat menemukan realita, pengetahuan, dan nilai yang terkandung dalam suatu mata pelajaran. Sehingga dapat berkembang menjadi lebih baik.

V.       KESIMPULAN
Ilmu filsafat merupakan ilmu yang membuat manusia untuk berpikir dengan sungguh – sungguh sehingga menghasilkan suatu apa yang ia pikirkan dan dapat dijadikan dalam dunia pendidikan untuk menjadikan siswa agar dapat berpikir jernih.


VI.    PENUTUP
Demikian makalah filsafat pendidikan ini kami buat, semoga isi dalam kandungan makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Apabila ada kekurangan dalam makalah aliran filsafat pendidikan ini, itu merupakan suatu kekhilafan dari kami.

DAFTAR PUSTAKA


Idi, H. Jalaluddin dan Abdullah. 2007. Filsafat Pendidikan. Yogyakarta: Ar Ruzz Media
Khobir, Abdul. 2007. Filsafat Pendidikan Islam. Pekalongan: STAIN Pekalongan Press
Prasetya, Tri. 2000. Filsafat Pendidikan. Bandung: CV. Pustaka Setia




[1] Tri Prasetya, Filsafat Pendidikan, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2000), hal. 9.
[2] Abdul Khobir, Filsafat Pendidikan Islam, (Pekalongan: STAIN Pekalongan Press, 2007), hal. 3.
[3] H. Jalaluddin dan Abdullah Idi, Filsafat Pendidikan, (Yogyakarta: Ar Ruzz Media, 2007), hal.19.
[4] Tri Prasetya, Filsafat Pendidikan, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2000), hal. 32-36.