Istilah sejarah adalah terjemahan
dari kata “tarikh”( b. Arab), history (B. Inggris) dan Geschicte (B.
Jerman). Semua kata tersebut berasal dari Bahasa Yunani, yaitu istoria yang
berarti ilmu.
Definisi sejarah yang lebih umum adalah masa lampau manusia. Baik yang
berhubungan dengan peristiwa politik, sosial, ekonomi maupun gejala alam.
Definisi ini memberi pengertian bahwa
sejarah tidak lebih dari sebuah rekaman peristiwa masa lampau
manusia dengan segala sisinya.
Umat islam sebagai bagian masyarakat pada umumnya, tentu saja tidak lepas
dari peristiwa sejarah. Oleh karena itu paparan berikut dikhususkan untuk
membicarakan sejarah umat Islam meskipun keterbatasan ruang, sejarah tersebut
disajikan secara singkat.
A. Fase-fase
Sejarah Islam
Dikalangan
sejarawan terdapat perbedaan tentang sa’at dimulainya sejarah Islam. Dimana dua
perbedaan pendapat yakni:
-
Sebagaian sejarawan berpendapat bahwa sejarah
Islam dimulai sejak Nabi Muhammad saw., diangkat menjadi Nabi.
-
Pendapat kedua sejarah umat Islam dimulai sejak
Nabi Muhammad hijrah ke Madinah. Beliau tinggal diMadinah tidak hanya sebagai
rasul namun juga sebagai pemimpin negara berdasarkan konstitusi yang disebut
piagam Madinah.
B. Islam
Periode Klasik
Perkembangan Islam klasik ditandai dengan perluasan
wilayah. Ketika tinggal di Makkah. Nabi
Muhammad saw., dan para pengikutnya mendapat tekanan dari kalangan Quraisy yang
tidak setuju dengan ajaran yang dibawa
Nabi Muhammad. Karena itulah nabi Muhammad saw., terpaksa mengirim sejumlah
pengikutnya ke Abesia yang beragama Kristen Koptis untuk mendapatkan suaka.
Itulah fase Makkah yang membuat Nabi bertahan di Mekkah atas dukungan keluarga.
Pada tahun 620 M,
Nabi membuat persetujuan dengan sejumlah penduduk Yastrib yang terkemuka yang
membuat ia dan pengikutnya diteirma di kalangan mereka.
Di Madinah umat
Islam dibagi menjadi dua (1). Muhajirin yakni umat Islam yang ikut hijrah dari
Makah ke Yastrib. (2). Anshor, yaitu umat Islam yang berada di Madinah yang
menerima kedatangan umat Islam dari Makah. Bagi kalangan Muhajirin dan Anshor
hijrah mengandung arti kelahiran agama Islam, yang tak lama setelah itu
berkembang melintas jazirah arab.
Disintregasi
Disnitregasi
diandai dengan adanya keinginan wilayah wilayah yang jauh dari Ibukota negara
melepaskan diri yaitu negara Baghdad.
C. Islam
Periode Pertengahan ( 1250-1800 M)
Dibagi menjadi dua zaman yaitu :
1. Zaman
kemunduran: Kemunduran umat Islam pada zaman pertengahan diawali dengan
kehancuran Baghdad oleh HulaguKhan (cucu
Jengis Khan). Dari Baghdad ia meneruskan serangan ke Siria dan Mesir. Tetapi di
Mesir ia berhasil dipukul mundur oleh Barbare, Jenderal Mamluk di Ain Jalut.
2. Fase
Kerajaan tiga besar . Berlangsung selama 300 tahun (1500-1800). Tiga kerajaan
besar yang dimaksud adalah kerajaan Ustmani di Turki (1290-1924). Kerajaan
Safawi di Persia ( 1501 – 1736) dan Kerajaan Mughal di India ( 1526 – 1858)
D. Islam
Periode Modern ( Sejak 1800 M)
Periode modern
disebut juga oleh Harun Nasution sebagai zaman Kebangkitan umat Islam.
Ekspedisi Napoleon yang berakhir tahun 1801 membuka mata umat Islam, terutama
Turki dan Mesir, akan kemunduran dan kelemahan umat Islam disamping kekuatan
dan kemajuan Barat.
Ide-ide yagn
dipekenalkan di Mesir oleh Napoleon (a) Sistem Negara Republik yang kepala Negaranya dipilih untuk jangka
waktu tertentu. (b) Persamaan (egaliter) dan (c) kebangsaan (nation) ( Harun
Nasution, 1992: 31-32).
Beberapa Pendekatan dalam Studi Islam
Pendekatan pada Islam
sangat beragam dari yang normatif sampai yang deskriptif. Pendekatan-pendekatan
ini dapat juga diklasifikasikan menurut ada tidaknya komitmen agama peneliti.
Pembedaan ini semakin jelas pada kasus mereka yang menyelidiki Islam dengan
tujuan menarik perhatian pada satu sisi, dan mereka yang merespon motif intelektual pada sisi lain. Namun kita keliru
jika terlalu menekankan pembagian semacam ini karena upaya untuk mempertahankan
pembedaan tersebut dapat menimbulkan
bahaya perpecahan. Meskipun banyak usaha yang telah dilakukan untuk membangun penelitian agama yang
benar-benar ilmiah dan mandiri
dilingkungan universitas-universitas barat, terbukti sulit sekali melakukan
penelitian yang benar-benar netral pada
masalah norma dan filsfat agama. Bukti kesulitan ini dapat dijumpai pada banyak
teori agama yang dikembangkan satu abad terakhir, yang jika dipahami lebih
mendalam seringkali memberi penilaian negatif terhadap kebenaran dan realitas agama terkait. Bukti lain kesulitan semacam itu dapat dijumpai
pada pemikiran bapak pendiri ilmu agama barat atau religionsmissenchaft yang
motivasi keilmuannya terkait dengan kecenderungan teologinya. Selain itu
maslaah timbul karena sifat agama.
Meskipun salah satu aspek agama merupakan fenomena historis dan manusiawi,
agama menegaskan diri memiliki rujukan transenden. Pada semua hal agama melibatkan komitmen mendalam dan
komitmen kuat para pengikutnya. Maka upaya untuk memisahkan pertimbangan
normatif dari apa yang sebagian dipandang sebagai aspek ilmiah menjadi sangat
mendesak ketika akademisi membahas agama yang tidak diyakininya seperti pada
kasus mahasiswa barat yang mempelajari islam.
Pendekatan Normatif atau Agamis
Diantara beberapa
pendekatan terhadap Islam yagn termasuk menekati sisi normatif atau agamis
adalah :
1. Pendekatan
misionaris tradisional
2. Pendekatan
apologetik muslim
3. Pendekatan
Irenik yang digunakan beberapa pelulis
barat
Kita mulai dengan
pendekatan misionaris tradisional. Pada abad 19 berkembang aktivitas misionaris
di pihak gereja, sekte, dan jema’at kristen yang terkait dengan pengaruh Eropa
dibidang politik, ekonomi, dan militer di belahan Asia dan Afrika.
Diantara para
Misionaris dan penjajah banyak individu yang mahir berkomunikasi dalam bahasa masyarakat Islam
dan persentuhan mereka dengan budaya Islam
memperbesar pemahaman mereka tentang pemahaman agama ini. Dua kelas individu
ini , misionaris dan pejabat penjajah termasuk kontributor penting pertumbuhan
ilmu pengetahuan islam.
Tujuan gerakan
misionaris ini merubah keyakinan agama penduduk setempat mereka sangat
berminat kuat untuk mengetahui Islam
karena pengalaman mendalam akan membantu cara mendekati orang Islam.
Diantara karakteristik
penting pemikiran muslim pada Abad 12
adalah kecenderungan pada apologetik. Dorongan untuk mengadopsi sikap
apologetik sangat kuat, sehingga kecenderungan ini menyebar luas di sebagaian dunia wilayah Islam,
seperti anak benua India, maka sulit menemukan penulis Islam yang tidak
mencerminkan pandangan apologetik.
Apologetik dapat
dipandang sebagai respon pemikiran muslim terhadap situasi masyarakat Islam di
zaman modern. Selama satu abad terakir, orang Islam telah mengembangkan
dinamika dan kesadaran diri, yang didorong oleh Kemunduran internal dlam
masyarakat dan keinginan untuk
menghadapi tekanan peradaban barat.
Setelah dihadapkan
pada Krisis. Masyarkaat islam merasa
perlu memahami lagi nilai dasar tradisi mereka. Selain itu usaha ini, bertujuan mencari alat untuk
memodernisasi diri yang dianggap menjadi kunci untuk meraih kembali kekuasaan dan kejayaan yang hilang, yang pada sa’at
bersamaan berjuang mempertahankan identitas dan prinsip warisan tradisionalnya.
Kelompok teologis
telah memberi banyak sumbangsih pada masyarakat Islam dengan berbagai macam
cara. Mungkin yang terpenting adalah kegemaran mereka terhadap identitas Islam
yang mempengaruhi beberapa generasi anak muda Islam dan perasaan bangga terhadap warisan ini. Selain
itu mereka juga mendorong penemuan kembali banyak aspek sejarah dan pencapaian
Islam yang telah dilupakan masyarakat. Maka, berkembang aktivitas
penelitian dan penulisan yang memperkuat
pengetahuan muslim tentang budaya intelektual dan agama mereka sendiri.
Sekarang kita bahas
pendekatan Irenik. Beberapa tahun sejak PD II berkembang gerakan baru diBarat,
yang ditunjukan dalam lingkungan
universitas dan kelompok Agama, yang
tujuannya adalah lebih memahami keagamaan Islam dan menumbuhkan sikap baru terhadap agama ini. Gerakan ini
memiliki tujuan moral dan agamis selain tuuan intelektual. Gerekan ini ingin memahami lebih mendalam tentang
nilai-nilai yang ditunjukan Islam pada umatnya sendiri dan memberi evaluasi
yang positif tentang kesalahan umat Islam. Usaha ini dilakukan untuk mengatasi
sikap antogonis dan penuh prasangka orang Barat. Khususnya orang Kristen Barat,
terhadap tradisi Islam. Pada sa’at yang
sama gerakan ini berusaha mengadakan dialog dengan umat Islam untuk membangun
sikap simpati timbal balik diantara kedua tradisi agama ini. Namun mereka yang
menerapkan pendekatan ini masih kesulitan dalam menanamkan hubungan dengan umat
Islam dikarenakan pandagan umat Islam berdasarkan pengalaman silam, terhadap
studi orientalis Barat.
Salah satu cabang
pendekatan terhadap Islam ini ditujukan oleh Karya Uskup Kenneth Gragg. Dia
sangat mahir berbahasa Arab dan teolog yang handal.
Metode Kajiannya
dimulai dengan menunjukkan bahwa pandangan
seminal dan kesadaran tentang
Keyakinan Islam terbukti sesuai dengan pemahamn Kristen tentang Tuhan
& dunia, dan hubungan manusia dengan keduanya. Maka dia menyatkaan bahwa sebenarnya orang Islam
adalah orang kristen yang tidak pernah
menunjukan pengalaman agamisna secara cukup mendalam untuk mengakui
fakta itu dan dia berusaha mengakui batasan agama Kristen Islam. Namun dalam
analisa terakhirnya, Gragg tetap saja berusaha mengubah keyakinan umat Islam
menjadi Kristen. Pada akhirnya, dia yakin bahwa orang Islam harus menjadi
Kristen karena itulah satu-satunya jalan agar mereka menjadi muslim sejati.
Pendekatan Sejarah dan Ilmu Bahasa
Tak dapat disangkal
bahwa perspektif paling produktif pada studi Islam adalah perspektif Ilmu
bahasa dan sejarah. Selama 100 tahun terakhir. Sarjana-sarjana yang dibekali kemampuan memahami bahasa
–bahasa yang digunakan didunia Islam,
dan dididik untuk memahami metode filsafat mengabdikan diri untuk mendalami
materi tekstual yang termasuk bagian
dari warisan Agama Islam yang dalat dipelajari
secara luas. Pada awalnya, minat terhadpa ilmu bahasa tidak berangkat dari
minat terhadap Islam, namun seringkali sebagai dampak dari minat bidang lain
seperti studi bibel atau perbandingan stimik. Karena status bahasa Arab sebagai bagian paling maju dari
kelompok bahasa semitik, sebagain mahasiswa
studi smitik juga tertarik dengan Islam. Dalam hal ini, hasil dari studi
bahasa adlaah literatur mengesankan yang menyentuh hampir semua aspek kehidupan
dan kesalahan umat Islam. Literatur ini tidak hanya berfungsi sebagai gudang
pengetahuan Barat tentang Islam dan sejaranya, namun juga memainkan peran
penting didunia Islam dimana hasil penyelidikan bahasa dan sejarah diterima dan
digali para reformis, intelektual, politikus dan kelompok lainnya. Keilmuan ini
telah menemukan kembali kejayaan budaya
Islam yang terlupakan yang termasuk salah satu faktor penting dalam kebangkitan
kembali Islam pad amasa sekarang ini.
Perlu dikatakan bahwa
slaah satu kebutuhan mendasar pada pengembangan studi Islam sebagai suatu agama
adalah meningkatnya perhatian pada pengajaran yang lebih efektif pada
bahasa-bahasa seperti Arab, Persia, Turki, Urdu, Malasyia dan Indonesia.
Maka, metode ilmu bahasa sejarah akan tetap memiliki relevanasi kuat dengan studi Islam;
meski demikian dalam kondisi tertentu cukup beralasan mendapati banyak sekali
lembaga pendidikan di Amerika Utara yang memprioritaskan pendidkan gaya lama,
bukan pendidikan ilmu bahasa. Namun seiring dengan waktu, karya ilmu bahasa
tradisional harus lebih diperhatikan.
Dan perlu dipahami bahwa ilmu bahasalah yang memberi banyak sekali materi untuk
memahami dan menganalisa Islam
PENUTUP
Kesimpulan
Sejarah meruakan
sarana bagi umat Islam untuk mempelajari ajaran Islam dimana seorang muslim dapat
mengetahui awal mula ajaran Islam yang dibawa oleh Rasulullah saw., walaupun
para sejarawan ada yang berlainan pendapat mengenai awal mula adanya sejarah
Islam. Adapun pendapat pertama dimulainya sejarha Islam disaat nabi diangkat
menjadi Rasul. Adapun pendapat kedua yaitu dimulai saat Rasulullah hijrah ke
Madinah.
Dengan mengetahui
sejarah islam seorang Muslim dapat memahami, mengerti dan menelaah
ajaran-ajaran pokok agama Islam
yang dimulai sejak adanya sejarah Islam
dari masa Rasullah hingga sampai saat
ini.
Harapan kami semoga
setelah mempelajarai mengenai materi
pendekatan sejarah dalam kajian Islam, kita mampu menelaah serta melakukan
penelitian mengenai Islam dengan metode pendekatan sejarah dalam kajian Islam.