PERKEMBANGAN
ISLAM MASA SYAFAWI DI PERSIA DAN MUGHAL DI INDIA
BAB I
PENDAHULUAN
Atas puji syukur ke hadirat Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya
sehingga kami dapat menyusun makalah ini yang berjudul “Perkembangan Islam Masa
Syafawi di Persia dan Mughat di India, di bawah bimbingan Dra. Hj. Fatikha,
M.Ag.
Kerajaan Syafawi berdiri di Ardhil pada tahun 1501 M yang terleak di kota
Azerbeijan, yang didirikan oleh Safi al-Din. Kerajaan ini beraliran Syiah di
bawah pimpinan Shekh Ismail. Pada periode ini, kemajuan Ilmu politik dan
ekonomi maju pesat. Kebudayaan dan kesenian dapat disejajarkan dengan
peradaban.
Kerajaan di India merupakan salah satu kerajaan Islam terbesar di dunia
yang tidak dapat dihilangkan dalam lintasan sejarah peradaban umat Islam.
Pendiri kerajaan ini adalah Zahirudin Muhammad dikenal dengan Babur. Ia
berambisi dan bertekad akan menaklukkan Samarkand yang dibantu oleh raja
Syafawi Isnail I. Kerajaan ini dapat mewujudkan stabilitas politik yang membawa
kemajuan dalam bidang-bidang lain.
Kami berharap semoga dengan makalah ini dapat berguna bagi kia semua,
khususnya menyangkut dengan dunia pendidikan Islam. Dan tentunya dalam
penyusunan makalah ini maish banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu kami mohon saran dan kritik yang membangun dalam menyempurnakan
makalah berikutnya.
PEMBAHASAN
A.
Kerajaan Safawi di Persia
Ketika kerajaan Usmani sudah mencapai puncak
kemajusnnya, kerajaan Safawi di Persia baru berdiri. Kerajaan ini berkembang dengan cepat. Kerajaan Safawi
berasal dari sebuah gerakan tarekat yang berdiri di Ardabil, sebuah kota di
Azerbaijan.
P.M. Holt, dkk., The
Cambridge History of Islam, Vol. IA (London: Cambridge University Press,
1970), hlm. 394.
Tarekat ini diberi nama tarekat Safawiyah, didirikan pada waktu yang hampir bersamaan dengan berdirinya kerajaan Ustmani. Nama
Safawiyah diambil dari nama pendirinya Safi Al-Din (1252-1334 M) Safi Al-Din
berasal dari keturunan orang berada dan memilih Safi sebagai jalan hidupnya. Ia
keturunan dari imam Syi’ah yang ke enam, Musa Al-Kazhim dan gurunya bernama
Syaikh Al-Din Ibrahim Zahdi (1216-1301 M).
Al Louche, The Originsand
development of The Ottoman Safid Confilct, (Michigan: University Micro Film
Internasional, 1985), hlm. 96.
Kecenderungan memasuki dunia politik itu mendapat wujud konkretnya pada masa
kepemimpinan Juneid (1447-1460 M).
Dinasti
Safawi memperluas gerakannya dengan menambahkan kegiatan politik pada kegiatan
keagamaan. Perluasan kegiatan ini menimbulkan konflik dengan penguasa Kra ko
Yunlu (Oomba Hitam).
P.M. Holt., Op.Cit., hlm.
396.
Ketika itu
anak Junaid, haidar masih kecil dan dalam asuhan Uzun Hasan, karena itu
kepemimpinan Serakkan Safawi gerakan Safawi baru bisa diserahkan kepadanya
secara resmi pada tahun 1470 M.
Hubungan
Haidar dan Uzun Hasan semakin erat setelah haidar mengawini salah seorang putri
Uzun Hasan. Dari perkawinan ini lahirlah Ismail yang dikemudian hari menjadi
pendiri kerajaan Safawi di Persia.[1] Ismail I
berkuasa selama kurang lebih 23 tahun yaitu antara tahun 1501 dan 1524 pada
sepuluh tahun pertama ia berhasil memperluas wilayah kekuasannya. Ia dapat
menghancurkan sisa-sisa kekuatan AK Koyunlu di Hamdan (1503 M) Bagdad dan
daerah berat daya Persia (1508 M) Sirwan (1509 M) dan Khurasan (1510 M). Hanya
dalam waktu sepuluh tahun itu wilayah kekuasaannya sudah meliputi seluruh
Persia.
Timur Bulan Sabit Sabar
(Fortile Crescent) 29 Ibid hlm. 399.
Masa
kekuasaan Abbas I merupakan puncak kerajaan Safawi dan kerajaan ini banyak
kemajuan. Kemajuan itu antara lain adalah sebagai berikut:
1. Bidang Ekonomi
Stabilitas politik kerajaan Safawi pada masa Abbas
I ternyata telah emicu perkembangan perekonomian Safawi. Lebih-lebih setelah
kepulauan Nurmaz dikuasai dan pelabuhan Gamran diubah menjadi bandar Abbas.
2. Bidang Ilmu Pengetahuan
Dalam sejarah Islam bangsa Persia dikenal sebagai
bangsa yang berperadaban dan berjasa mengembangkan ilmu pengetahuan. Oleh
karena itu tidak heran apabila pada masa kerajaan Safawi tradisi kelimuwan ini
terus berllanjut.
Ada beberapa ilmuwan yang selalu hadir di Majlis
istarta yaitu Baha Al-Din Al-Syaerazi. Generalisasi ilmu pengetahuan, sadar
Al-Din Al-Syaerazi. Filosof dan Muhammad Baqir Ibn Muhammad Damadfilosof ahli
sejarah, teologi, dan seorang yang pernah mengadakan observasi mengenai
kehidupan lebah-lebah.
3. Kondisi Politik dan Sosial Kerajaan
Syafawi
Keadaan politik pada masa Syafawi mulai bangkit
kembali setelah Abbas naik tahta dari tahun 1587-1629 dan dia menata
administrasi negara dengan cara yang lebih baik (Marshal G.S. Hodson, t.th.:
38). Kondisi memprihatinkan Kerajaan Syafawi bisa di atasi setelah Raja Syafawi
kelim, Abbas I naik tahta, ia memerintah dari tahun 1587-1629 M. (Yadm, 1997:
142). Langkah-langkah yang ditempuh Abbas I dalam rangka memulihkan politik
Kerajaan Syafawi adalah:
4. Kondisi Keagamaan
Pada masa Abbas, kebijakan keagamaan tidak lagi
seperti masa khalifah-khalifah sebelumnya yang senantiasa memaksakan agar
Syi’ah menjadi agama negara, tetapi ia menanamkan sikap toleransi. Menurut
Hamka, terhadap politik keagamaan beliau tanamkan paham toleransi atau lapang
dada yang amat besar. Paham Syi’ah tidak legi menjadi paksaan, bahkan orang
Sunni dapat hidup bebas mengerjakan ibadahnya. Bukan hanya itu saja,
pendeta-pendeta Nasrani diperbolehkan mengembangkan ajaran agamanya dengan
leluasa sebab sudah banyak bangsa Armenia yang telah menjadi penduduk setia di
kota Isfahan. (Hamka, 1981: 70).
5. Bidang Pembangunan Fisik dan Seni
Berdirinya bangunan-bangunan besar lagi indah, di
bidang seni kemajuan nampak begitu kentara dalam gaya arsitektur bangunan.[2]
B. Pengaruh Kerajaan Safawi terhadap Perkembangan Islam
Perkembangan Islam umumnya sesua dengan perluasan
wilayah yang dilakukan oleh rajanya, di samping kemajuan yang diusahakan, baik
di bidang kemajuan ilmu pengetahuan, budaya, dan sebagainya. Dari beberapa raja
yang berkuasa pada masa Dinasti Safawi yang menonjol adalah Ismail dan Abbas.
Itulah beberapa pengaruh Kerajaan Safawi terhadap
perkembangan Islam yang dalam sejarah Islam terasa kurang menonjol. Namun,
keturunan mereka dapat kita saksikan sekarang ini, yaitu dengan berdirinya
Republik Islam Iran yang juga bermazhab Syi’ah hasil dari sebuah revolusi pada
tahun 1979. Pengaruh revoluasi Ira pun terhadap negeri-negeri Islam yang lain
cukup menonjol.[3]
Sebab kehancuran kerajaan Sayfawi adalah konflik
kepanjangan dengan kerajaan Utsmani dan terjadi konflik intern.
C. Kerajaan Mugal
Mugal adalah kerajaan Islam yang pernah berkuasa
di India dari abad ke-16 hingga abad e-19 kerajaan ini lahir bersamaan dengan
kerajaan Turki Utsmani di Asia Tengah dan Safawi di Persia.
1. Sejarah berdirinya Kerajaan islam Mugal di
India
Kerajaan Islam Mugal di India ini didirikan oleh
Zahir ed Din yang kemudian dikenal dengan nama Babur yang berarti si macan. Ia
adalah putra Syekh Umar, turunan langsung Miransyah Putra ketiga dari Timur
Lenk. Ibunya seorang putri dari keturunan langsung Jektuai, putra Jengis Khan.
Jadi, Babur merupakan keturunan langsung Timur Lenk dan Jengis Khan.
2. Perkembangan Kerajaan Mugal
Babur baik tahta tahun 1500 menggantikan ayahnya.
Sebagaiana nenek moyangnya, ia pun suka melakukan ekspansi ke berbagai wilayah.
Ia ingin menguasai seluruh wilayah Asia Tengah. Namun, usahanya belum berhasil.
Bahkan, tahun 1504, ia kehilangan wilayah Fergana.
Kemajuan:
a. Bidang Bagunan Fisik dan Seni
Pada masa akbar dibangun sebuah istana di
masjid-masjid yang indah, juga muncul karya seni terbesar dan masih dapat
dinikmati sekarang ini.
Seperti dalam bidang seni syair dan seni arsitektur.
b. Bidang Politik
Keberhasilan ekspansi militer akbar menandai
berdirinya mugahl sebagai sebuah kerajaan besar. Akbar membentuk sistem
pemerintahan militeristik, selanjutnya menemuh kebijakan politik sulakhul
(toleransi universal), secara umum.[4]
c.
Bidang
IP
Sayed Ahmad Ichan mengajak umat Islam
untuk belajar Bahasa Inggris dan melakukan politi kompromi dengan Inggris.
d. Bidang
Ekonomi
3.
Pengaruh Kerajaan Mugal terhadap Dunia Islam
Pengaruh Kerajaan Mugal terhadap dunia Islam cukup menonjol.
Bubar menjadi penyiar Islam yang gagah perkasa. India yang mayoritas
penduduknya beragama Hindu dapat ditaklukkan. Sebelumnya, Kabul, Kandahar, dan
Afganistan telah lebih dahulu dkuasainya.
Sebelum kehadiran Babur dan tentaranya di India, sebenarnay
seluruh amir Islam dan maharaja Hindu telah bersatu. Akan tetapi, Babur dan
tentaranya jauh lebih kuat sehingga mereka tidak terlalu sulit untuk
ditaklukkan.
Sisa dari kekuasaan Islam Mugal India sampai sekarang masih
dapat kita saksikan, misalnya dengan berdirinya Pakistan dan Bangladesh yang
penduduknya hamper 100% muslim. Di India sendiri, penduduknya masih banyak yang
memeluk Islam. Pakistan dan Bangladesh dahulunya satu Negara, yaitu India.
Afganistan sendiri salah satu negeri yang dahulu di bawah kekuasaan Kerajaan
Mugal, termasuk pemeluk Islam yang kuat.[6]
Dapat disimpulkan beberapa factor penyebab kemunduran dan
kehancuran kerajaan Mughal tahun 1858 M, antara lain :
a.
Terjadi stagnasi dalam pembinaan kekuatan
militer sehingga tidak dapat segera dipantau oleh kekuatan maritim Mughal.
b.
Kurang terampil dalam mengoperasikan
persenjataan batan Mughal sendiri
c.
Kemerosotan moral dan hidup mewah sehingga boros
dalam penggunaan utang Negara
d.
Konflik antar agama sangat sukar diatasi karena
pendekatan yang terlampau kasar dalam ide-ide puritan dan kecenderungan asketisnya.
e.
Semua pewaris tahta kerajaan pada masa terakhir
adalah orang-orang lemah dalam bidang kepemimpinan.
PENUTUP
Dari pembahasan
makalah ini dapat disimpulkan bahwa:
-
Kerajaan Syafawi
Kerajaan in
bermula dari seubuah gerakan terekat di kota Azarbeijan. Adapun rajanya Ismail,
ia berkuasa selama 23 tahun, yakni antara yahun 1501 – 1524 M, sedagkan
munculnya Abbas 1 sebagai raja kelima berhasil memulihkan kekuatan kerajaan
Syafawi, selanjutnya ia mencapai puncak kerajaan.
-
Kerajaan Mughal di India
India menjadi wilayah
Islam pada masa Umayyah, yakni pada masa khalifah Al-Walid. Selanjutnya,
sepeninggal Babur, tahta kerajaan ini diteruskan oleh Hemayun yang kemudian
diterusakan oleh Akbar. Adapun stabilitas politik yang berhasil diciptakannya
mendukung pencapaian kemajuan di bidang perekonomian, ilmu pengetahuan dan
peradaban.
DAFTAR PUSTAKA
Amin, Abdullah, Prof. Dr. 2007. Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam. Yogyakarta:
Pustaka Book.
Maryam, Siti. 2002. Sejarah Peradaban Islam. Yogyakarta: LSSFI.
Abbas, N. Wahid. Khasanah Sejarah Kebudayaan Islam. Surakarta: PT. Tiga Serangkai
Pustaka Mandiri.
Dedi, Supriyadi, M.Ag. 2008. Sejarah Peradaban Islam. Bandung: Pustaka Setia.
Badri, Yatim. 2003. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta.
[1] Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam
(Jakarta: 2003), h. 495.
[2] Dedi Supriyadi, M.Ag. SPI (Bandung: Pustaka Setia,
2008), hlm. 254.
[3] N. Abbas Wahid, Op.Cit., h. 70-71.
[4] Prof. Dr. H. M. Amin Abdullah, Sejarah
Pemikiran di Peradaban Islam (Yogyakarta: Pustaka Book, 2007), h. 320.
[5] Siti Maryam, Sejarah Peradaban Islam, (Yogyakarta:
ISSFI, 2002), h. 577.
[6] N. Abbas Wahid, op.cit., h. 72-73