Saturday, 17 October 2015

pengantar sejarah islam lengkap

PEMBAHASAN

Istilah sejarah adalah terjemahan  dari kata “tarikh”( b. Arab), history (B. Inggris) dan Geschicte (B. Jerman). Semua kata tersebut berasal dari Bahasa Yunani, yaitu istoria yang berarti  ilmu.
Definisi sejarah yang lebih umum adalah masa lampau manusia. Baik yang berhubungan dengan peristiwa politik, sosial, ekonomi maupun gejala alam. Definisi  ini memberi pengertian bahwa sejarah tidak lebih dari sebuah rekaman peristiwa  masa lampau  manusia dengan segala sisinya.
Umat islam sebagai bagian masyarakat pada umumnya, tentu saja tidak lepas dari peristiwa sejarah. Oleh karena itu paparan berikut dikhususkan untuk membicarakan sejarah umat Islam meskipun keterbatasan ruang, sejarah tersebut disajikan secara singkat.

A.    Fase-fase Sejarah Islam
Dikalangan sejarawan terdapat perbedaan tentang sa’at dimulainya sejarah Islam. Dimana dua perbedaan pendapat yakni:
-          Sebagaian sejarawan berpendapat bahwa sejarah Islam dimulai sejak Nabi Muhammad saw., diangkat menjadi Nabi.
-          Pendapat kedua sejarah umat Islam dimulai sejak Nabi Muhammad hijrah ke Madinah. Beliau tinggal diMadinah tidak hanya sebagai rasul namun juga sebagai pemimpin negara berdasarkan konstitusi yang disebut piagam Madinah.

B.     Islam Periode Klasik
Perkembangan  Islam klasik ditandai dengan perluasan wilayah. Ketika tinggal  di Makkah. Nabi Muhammad saw., dan para pengikutnya mendapat tekanan dari kalangan Quraisy yang tidak setuju dengan ajaran  yang dibawa Nabi Muhammad. Karena itulah nabi Muhammad saw., terpaksa mengirim sejumlah pengikutnya ke Abesia yang beragama Kristen Koptis untuk mendapatkan suaka. Itulah fase Makkah yang membuat Nabi bertahan di Mekkah atas dukungan keluarga.
Pada tahun 620 M, Nabi membuat persetujuan dengan sejumlah penduduk Yastrib yang terkemuka yang membuat ia dan pengikutnya diteirma di kalangan mereka.
Di Madinah umat Islam dibagi menjadi dua (1). Muhajirin yakni umat Islam yang ikut hijrah dari Makah ke Yastrib. (2). Anshor, yaitu umat Islam yang berada di Madinah yang menerima kedatangan umat Islam dari Makah. Bagi kalangan Muhajirin dan Anshor hijrah mengandung arti kelahiran agama Islam, yang tak lama setelah itu berkembang melintas jazirah arab.

Disintregasi
Disnitregasi diandai dengan adanya keinginan wilayah wilayah yang jauh dari Ibukota negara melepaskan diri yaitu negara Baghdad.

C.     Islam Periode Pertengahan ( 1250-1800 M)
Dibagi menjadi dua zaman yaitu :
1.      Zaman kemunduran: Kemunduran umat Islam pada zaman pertengahan diawali dengan kehancuran Baghdad  oleh HulaguKhan (cucu Jengis Khan). Dari Baghdad ia meneruskan serangan ke Siria dan Mesir. Tetapi di Mesir ia berhasil dipukul mundur oleh Barbare, Jenderal Mamluk di Ain Jalut.
2.      Fase Kerajaan tiga besar . Berlangsung selama 300 tahun (1500-1800). Tiga kerajaan besar yang dimaksud adalah kerajaan Ustmani di Turki (1290-1924). Kerajaan Safawi di Persia ( 1501 – 1736) dan Kerajaan Mughal di India ( 1526 – 1858)

D.    Islam Periode Modern ( Sejak 1800 M)
Periode modern disebut juga oleh Harun Nasution sebagai zaman Kebangkitan umat Islam. Ekspedisi Napoleon yang berakhir tahun 1801 membuka mata umat Islam, terutama Turki dan Mesir, akan kemunduran dan kelemahan umat Islam disamping kekuatan dan kemajuan Barat.
Ide-ide yagn dipekenalkan di Mesir oleh Napoleon (a) Sistem Negara Republik  yang kepala Negaranya dipilih untuk jangka waktu tertentu. (b) Persamaan (egaliter) dan (c) kebangsaan (nation) ( Harun Nasution, 1992: 31-32).

Beberapa Pendekatan dalam Studi Islam
Pendekatan pada Islam sangat beragam dari yang normatif sampai yang deskriptif. Pendekatan-pendekatan ini dapat juga diklasifikasikan menurut ada tidaknya komitmen agama peneliti. Pembedaan ini  semakin jelas pada  kasus mereka yang menyelidiki Islam dengan tujuan menarik perhatian pada satu sisi, dan mereka yang merespon motif  intelektual pada sisi lain. Namun kita keliru jika terlalu menekankan pembagian semacam ini karena upaya untuk mempertahankan pembedaan tersebut dapat menimbulkan  bahaya perpecahan. Meskipun banyak usaha yang telah dilakukan  untuk membangun penelitian agama yang benar-benar  ilmiah dan mandiri dilingkungan universitas-universitas barat, terbukti sulit sekali melakukan penelitian yang benar-benar netral  pada masalah norma dan filsfat agama. Bukti kesulitan ini dapat dijumpai pada banyak teori agama yang dikembangkan satu abad terakhir, yang jika dipahami lebih mendalam seringkali memberi penilaian negatif terhadap kebenaran  dan realitas agama terkait. Bukti  lain kesulitan semacam itu dapat dijumpai pada pemikiran bapak pendiri ilmu agama barat atau religionsmissenchaft yang motivasi keilmuannya terkait dengan kecenderungan teologinya. Selain itu maslaah  timbul karena sifat agama. Meskipun salah satu aspek agama merupakan fenomena historis dan manusiawi, agama menegaskan diri memiliki rujukan transenden. Pada semua hal  agama melibatkan komitmen mendalam dan komitmen kuat para pengikutnya. Maka upaya untuk memisahkan pertimbangan normatif dari apa yang sebagian dipandang sebagai aspek ilmiah menjadi sangat mendesak ketika akademisi membahas agama yang tidak diyakininya seperti pada kasus mahasiswa barat yang mempelajari islam.


Pendekatan Normatif atau Agamis
Diantara beberapa pendekatan terhadap Islam yagn termasuk menekati sisi normatif atau agamis adalah :
1.      Pendekatan misionaris tradisional
2.      Pendekatan apologetik muslim
3.      Pendekatan Irenik yang digunakan  beberapa pelulis barat
Kita mulai dengan pendekatan misionaris tradisional. Pada abad 19 berkembang aktivitas misionaris di pihak gereja, sekte, dan jema’at kristen yang terkait dengan pengaruh Eropa dibidang politik, ekonomi, dan militer di belahan Asia dan Afrika.
Diantara para Misionaris dan penjajah banyak individu yang mahir  berkomunikasi dalam bahasa masyarakat Islam dan persentuhan mereka dengan budaya Islam  memperbesar pemahaman mereka tentang pemahaman agama ini. Dua kelas individu ini , misionaris dan pejabat penjajah termasuk kontributor penting pertumbuhan ilmu pengetahuan islam.
Tujuan gerakan misionaris ini merubah keyakinan agama penduduk setempat mereka sangat berminat  kuat untuk mengetahui Islam karena pengalaman mendalam akan membantu cara mendekati orang Islam.
Diantara karakteristik penting pemikiran muslim pada Abad 12  adalah kecenderungan pada apologetik. Dorongan untuk mengadopsi sikap apologetik sangat kuat, sehingga kecenderungan ini menyebar  luas di sebagaian dunia wilayah Islam, seperti anak benua India, maka sulit menemukan penulis Islam yang tidak mencerminkan pandangan apologetik.
Apologetik dapat dipandang sebagai respon pemikiran muslim terhadap situasi masyarakat Islam di zaman modern. Selama satu abad terakir, orang Islam telah mengembangkan dinamika dan kesadaran diri, yang didorong oleh Kemunduran internal dlam masyarakat dan keinginan  untuk menghadapi tekanan peradaban barat.
Setelah dihadapkan pada Krisis. Masyarkaat islam merasa  perlu memahami lagi nilai dasar tradisi mereka. Selain itu usaha  ini, bertujuan mencari alat untuk memodernisasi diri yang dianggap menjadi kunci untuk meraih  kembali kekuasaan dan  kejayaan yang hilang, yang pada sa’at bersamaan berjuang mempertahankan identitas dan prinsip warisan tradisionalnya.
Kelompok teologis telah memberi banyak sumbangsih pada masyarakat Islam dengan berbagai macam cara. Mungkin yang terpenting adalah kegemaran mereka terhadap identitas Islam yang mempengaruhi beberapa generasi anak muda Islam dan  perasaan bangga terhadap warisan ini. Selain itu mereka juga mendorong penemuan kembali banyak aspek sejarah dan pencapaian Islam yang telah dilupakan masyarakat. Maka, berkembang aktivitas penelitian  dan penulisan yang memperkuat pengetahuan muslim tentang budaya intelektual dan agama mereka sendiri.
Sekarang kita bahas pendekatan Irenik. Beberapa tahun sejak PD II berkembang gerakan baru diBarat, yang ditunjukan dalam  lingkungan universitas  dan kelompok Agama, yang tujuannya adalah  lebih memahami keagamaan  Islam dan menumbuhkan  sikap baru terhadap agama ini. Gerakan ini memiliki tujuan moral dan agamis selain tuuan intelektual. Gerekan  ini ingin memahami lebih mendalam tentang nilai-nilai yang ditunjukan Islam pada umatnya sendiri dan memberi evaluasi yang positif tentang kesalahan umat Islam. Usaha ini dilakukan untuk mengatasi sikap antogonis dan penuh prasangka orang Barat. Khususnya orang Kristen Barat, terhadap tradisi Islam. Pada sa’at  yang sama gerakan ini berusaha mengadakan dialog dengan umat Islam untuk membangun sikap simpati timbal balik diantara kedua tradisi agama ini. Namun mereka yang menerapkan pendekatan ini masih kesulitan dalam menanamkan hubungan dengan umat Islam dikarenakan pandagan umat Islam berdasarkan pengalaman silam, terhadap studi orientalis Barat.
Salah satu cabang pendekatan terhadap Islam ini ditujukan oleh Karya Uskup Kenneth Gragg. Dia sangat mahir berbahasa Arab dan teolog yang handal.
Metode Kajiannya dimulai dengan menunjukkan bahwa pandangan  seminal dan kesadaran tentang  Keyakinan Islam terbukti sesuai dengan pemahamn Kristen tentang Tuhan & dunia, dan hubungan  manusia  dengan keduanya. Maka dia  menyatkaan bahwa sebenarnya orang Islam adalah orang kristen yang tidak pernah  menunjukan pengalaman agamisna secara cukup mendalam untuk mengakui fakta itu dan dia berusaha mengakui batasan agama Kristen Islam. Namun dalam analisa terakhirnya, Gragg tetap saja berusaha mengubah keyakinan umat Islam menjadi Kristen. Pada akhirnya, dia yakin bahwa orang Islam harus menjadi Kristen karena itulah satu-satunya jalan agar mereka menjadi  muslim sejati.

Pendekatan Sejarah dan Ilmu Bahasa
Tak dapat disangkal bahwa perspektif paling produktif pada studi Islam adalah perspektif Ilmu bahasa dan sejarah. Selama 100 tahun terakhir. Sarjana-sarjana  yang dibekali kemampuan memahami bahasa –bahasa yang digunakan didunia  Islam, dan dididik untuk memahami metode filsafat mengabdikan diri untuk mendalami materi  tekstual yang termasuk bagian dari warisan  Agama Islam yang dalat dipelajari secara luas. Pada awalnya, minat terhadpa ilmu bahasa tidak berangkat dari minat terhadap Islam, namun seringkali sebagai dampak dari minat bidang lain seperti studi bibel atau perbandingan stimik. Karena status  bahasa Arab sebagai bagian paling maju dari kelompok bahasa semitik, sebagain mahasiswa  studi smitik juga tertarik dengan Islam. Dalam hal ini, hasil dari studi bahasa adlaah literatur mengesankan yang menyentuh hampir semua aspek kehidupan dan kesalahan umat Islam. Literatur ini tidak hanya berfungsi sebagai gudang pengetahuan Barat tentang Islam dan sejaranya, namun juga memainkan peran penting didunia Islam dimana hasil penyelidikan bahasa dan sejarah diterima dan digali para reformis, intelektual, politikus dan kelompok lainnya. Keilmuan ini telah menemukan  kembali kejayaan budaya Islam yang terlupakan yang termasuk salah satu faktor penting dalam kebangkitan kembali Islam pad amasa sekarang ini.
Perlu dikatakan bahwa slaah satu kebutuhan mendasar pada pengembangan studi Islam sebagai suatu agama adalah meningkatnya perhatian pada pengajaran yang lebih efektif pada bahasa-bahasa seperti Arab, Persia, Turki, Urdu, Malasyia dan Indonesia.
Maka, metode  ilmu bahasa sejarah akan tetap  memiliki relevanasi kuat dengan studi Islam; meski demikian dalam kondisi tertentu cukup beralasan mendapati banyak sekali lembaga pendidikan di Amerika  Utara  yang memprioritaskan pendidkan gaya lama, bukan pendidikan ilmu bahasa. Namun seiring dengan waktu, karya ilmu bahasa tradisional harus  lebih diperhatikan. Dan perlu dipahami bahwa ilmu bahasalah yang memberi banyak sekali materi untuk memahami dan menganalisa Islam.





PENUTUP
Kesimpulan
Sejarah meruakan sarana bagi umat Islam untuk mempelajari ajaran Islam dimana seorang muslim dapat mengetahui awal mula ajaran Islam yang dibawa oleh Rasulullah saw., walaupun para sejarawan ada yang berlainan pendapat mengenai awal mula adanya sejarah Islam. Adapun pendapat pertama dimulainya sejarha Islam disaat nabi diangkat menjadi Rasul. Adapun pendapat kedua yaitu dimulai saat Rasulullah hijrah ke Madinah.
Dengan mengetahui sejarah islam seorang Muslim dapat memahami, mengerti dan menelaah ajaran-ajaran pokok agama  Islam yang  dimulai sejak adanya sejarah Islam dari masa Rasullah hingga  sampai saat ini.
Harapan kami semoga setelah  mempelajarai mengenai materi pendekatan sejarah dalam kajian Islam, kita mampu menelaah serta melakukan penelitian mengenai Islam dengan metode pendekatan sejarah dalam kajian Islam.
 0